Jakarta, 12 November 2013
Hujan, hanya hujan yang kulihat, ah anak itu kenapa selalu ada di bukit belakang sekolah dan selalu berada ditempat yang sama. Apakah dia tidak merasa kedinginan? Bagaimana nanti kalo dia sakit? Lalu kenapa aku mengkhawatirkan nya? Ada apa dengan pohon itu?
"Awaaann... kenapa kamu melihat keluar terus, apa yang kamu perhatikan, apa dari tadi kamu tidak menyimak apa yang ibu terangkan didepan kelas, hah??"
gawat ternyata dari tadi Bu Ningsih ngawasin aku, aduh aku harus bagaimana ini.
"eng.. enggak Bu, anu itu...anu..itu..."
"apa anu itu anu itu, anu kamu kenapa coba jelaskan!!!" Bu Ningsih makin marah kepadaku tapi omelannya kali ini disaambut tawa seisi kelas.
"hahahaha...hahahaha..."
"Cieeeeee... anu nya awan..."
"aaahahaiiii..."
ck, teman-teman ku malah jadi ribut sendiri dan membuat suasana menjadi gaduh berebut untuk meledek ku yang nanti nya akan selalu diingat sebagai insiden "anu"
"sudah... sudah... diaaaamm semuanyaaa... Sudah, jangan ribut. Baik kalau begitu kita lanjutkan dan yang akan melanjutkanya tentu saja teman kita tercinta Awan..."
Apa? Aku? Sial ini semua karna anak perempuan misterius itu, tapiiii.. tunggu dulu kemana dia? ah, bodohnya aku masih sempat memikirkannya dalam situasi seperti ini. Ini lagi teman-teman malah memberiku tepuk tangan dan siulan meriah karena aku disuruh maju kedepan kelas untuk menerangkan rumus matematika yang paling mematikan sedunia ini... Baiklah apa boleh buat, aku akan maju kedepan menjelaskan rumus aljabar. Dan untukmu wahai anak perempuan misterius akan kubongakar semua rahasiamu, rahasia yang selalu kau sembunyikan.
Gimana prolog nya kalian suka gak?? kalo suka kasih komen ya... ntar author lanjutin ceritanya, kalau komennya banyak!! hahahahaha.....
-Uninvited author